Kamis, 07 Februari 2013

Cerita di balik bikin Paspor

27 September 2012

Temen kantorku mau pergi ke Malaysia, mau nonton motor GP tapi dia belum punya paspor. Lalu dia bikin melalui agen yaitu ibu kostnya mbae (temen sekantor juga). Aku ikut-ikutan bikin padahal ga ada tujuan sama sekali mau kemana. Ku pikir ga papa lah kan masa berlakunya lama, kali aja suatu saat mau ke luar negeri jadi gampang ga usah bikin lagi.

Cara bikin paspornya pakai agen (calo), aku cuma tinggal ngasih persyaratan sama uang, nanti kalau udah waktunya pemotretan baru ke kantor pemerintah. Tibalah waktunya tanggal 27 september, setelah beberapa minggu masukin syarat-syarat yang terdiri dari KTP, ijazah terakhir, kartu keluarga. Yang bikin jadi 4 orang, aku, 2 temen kantorku sama sodaraku Dewi.

Setelah pemotretan dan cap sidik jari, diadakan wawancara. Di situ ditanya mau kemana bikin paspor dan tujuannya apa?. Pertama aku bilang mau  buat umroh. Umroh kemana tanyanya. Ya ke arab, memang bisa ke mana. Pewawancara nanya lagi, sama siapa umroh. Aku jawab sama ibuku. Kok ibunya ga diajak. Nanti ibuku bikinnya nyusul pas udah dekat-dekat. Aku juga mau ke korea, mau jalan-jalan.Di formulirnya aku isi mau jalan-jalan ke korea. Tiba-tiba pewawancara bilang, tolong minta materai ke agennya. Lalu aku disuruh nandatangani kertas. Mba Arum, teman sekantorku diwawancara persis disampingku, tapi dia tidak diminta hal yang sama.
Setelah kubaca, ternyata itu adalah surat pernyataan. Panjang dan rapi kata-katanya tapi  intinya menyatakan saya bersumpah kalau saya bikin paspor itu untuk jalan-jalan dan umroh bukan untuk jadi tenaga kerja. WHATS!!! Jadi gue dicurigai mau jadi TKW gituh.. Hadeuh.. Sebenernya be-te abis sih, pengen marah trus teriak-teriak.. Denger ya bu, gue kalao mau jadi TKW ga bakalan ilegal dengan nyalah gunain paspor,pasti resmi. Lagian amit-amit gue jadi TKW dengan latar belakang cuma SMA, senelangsa-nelangsanya gue tetep cinta di negeri sendiri. Tapi semua itu cuma dalam benak, ga keluar dari mulutku. Ternyata bukan cuma aku tapi dewi juga. Aku jadi heran Kenapa hanya aku dan  dewi yang dimintai surat pernyataan itu sedangkan yang sebelum-sebelumnya tidak bahkan mba Arum pun tidak. Apa sebenarnya yang mereka lihat dari kami sehingga disuruh membuat pernyataan seperti itu. Apa tepatnya kriteria patut dicurigai. Karena pendidikan kami yang hanya SMA? atau karena kami berkerudung? atau karena memang penampilan?. Dengan semua kenyataan itu apa memang ga cocok dengan pernyataan jalan-jalan ke luar negeri.  ~_~.Ya Sudahlah.. apapun yang mereka sangka aku ga peduli lagi. Yang penting beres bikin paspornya.

Negara pertama yang akan kukunjungi adalah Singapore, entah kapan aku akan berangkat ke sana. Masih nunggu keuangannya. Kalau Dewi udah pasti, karena dia dah beli tiket dan booking penginapan dari sekarang .Apa paspor itu akan benar-benar dipakai aku ga tahu melihat kondisi keuangannku ga pernah cukup untuk tamasya. Atau dia akan kadaluarsa dengan keadaan kosong tanpa cap. Let's See.

Sedikit bermimpi tentang hal yang konyol. Aku baru saja nonton drama korea Chongdamdong Alice. Seorang gadis biasa yang berpacaran dengan presiden direktur perusahaan besar. Tiba-tiba pacarnya itu berkemas untuk ngajak jalan-jalan ke Paris kota impian si gadis. Sayang mereka ga jadi berangkat karena si gadis belum punya paspor.( Tiba-tiba aku teriak.. Ah untung aku dah bikin paspor. Hahaha gila yah...). Alasan kenapa aku bikin paspor padahal ga ada kemampuan untuk jalan-jalan ke luar negeri bisa kuganti dengan alasan : aku bikin paspor karena jika suatu saat terjadi ada yang mengajakku jalan-jalan tanpa mengeluarkan biaya, aku bisa tinggal pergi :-D Amieen  ^_^