Rabu, 26 Januari 2011

Pacar Sewaan

“Na,aku nyerah,kamu terus aja,aku tunggu di sini” Anti kehabisan nafas. Sudah tiga putaran dia berlari, cukup membuat tubuhnya berkeringat. Dia duduk di pinggir lapang menjulurkan kakinya. Sedang Hana masih mengitari lapangan olah raga yang luasnya puluhan kilometer. Mata Anti mengitari lapangan mengikuti langkah hana yang tengah berlari. Tiba-tiba matanya berhenti pada satu titik.
“Hayoo, ..liat apaan sih serius banget” tanpa sadar Hana sudah ada disampingnya melepas lelah.
“oh..si nico.kayaknya dia baru dateng yah.Biasanya bareng ma kita” Hana mengikuti pandangan mata Anti. Mereka menjuluki cowok yang dilihat Anti “si Nico” karena mirip nicolas saputra.
“Andai aku tahu siapa nama si nico” Anti menghembuskan nafas panjang.
“Beli minum yuk, haus nih” Hana berdiri dari duduknya, Anti mengikuti tanpa berkata apapun.
“Permisi ..numpang duduk” tiba-tiba dua orang cowok menghampiri mereka ,lalu duduk disebelahnya. Seketika Anti dan Hana tak bersuara. Mimpi apa semalam sampai disamperin cowok yang mereka kecengin.
“Kalian kesini tiap minggu yah?.Perasaan kita sering ketemu waktu lari” satu dari cowok itu membuka suara. Anti dan hana hanya mengangguk.
“Aku sandy dan ini Andre” cowok yang mengaku sandy mengulurkan tangan. Anti menyambut dengan gugup.
“Aku Anti dan dia Hana” Anti menyikut sobatnya yang masih tertegun. Dan butuh beberapa menit saja untuk menjadikan mereka seakrab kawan lama.
“Kamu dah punya pacar belum?” Andre yang sejak tadi diam membuka mulutnya. Kontan semua terdiam. Sebuah pertanyaan istimewa bagi gadis yang jomblowati,apalagi yang bertanya adalah cowok yang selalu mereka juluki si nico. Anti menggelengkan kepalanya pelan.
“Syukurlah..aku mau minta bantuan sama kamu. Aku minta kamu jadi pacarku sementara waktu” jawab andre tenang.
“Apa!?”Anti dan Hana berteriak kompak. Biasanya kita senang dengan lanjutan seperti ini, tapi terlalu aneh bagi Anti karena mereka baru berkenalan 3 menit yang lalu.
“Maksudnya bukan jadi pacar betulan tapi Cuma pacar sewaan” Andre membetulkan kata-katanya.
“Hah!!?” Anti dan Hana berteriak lagi, mereka semakin tak mengerti apa yang dimaksud Andre.
Antri berpura-pura jadi pacar Andre. Setiap pergi ngdate anti dibayar dengan uang sesuai kesepakatan. Tujuannya Andre ingin membuat mantan pacarnya cemburu. Dan semoga bisa balikan lagi.Kalau dia punya pacar sungguhan, dia takut menyakiti orang. Maka waktu minggu lalu dia melihat Anti,tiba-tiba ide pacar sewaan itu muncul.
“Kita pergi bareng hanya waktu aku minta. Diluar itu status kita bukan pacar. Tidak saling mencampuri urusan masing-masing. Dan tidak terikat oleh hubungan seperti pacaran biasa, artinya kamu bisa deketin cowok lain asalkan jadiannya nanti waktu urusanku selesai” Andre menyebutkan persyaratannya.
“itu juga kalau kamu mau” tambah Andre waktu melihat Anti hanya diam terbengong-bengong.
“Tunggu bentar” Hana menarik tangan Anti menjauh dari mereka.
“Jangan mau ti, kesannya kok kayak cewek panggilan” Dia mengungkapkan kekhawatirannya.
“Kupikir bukan cewek panggilan. Ini sebuah tawaran jasa. Aku berjasa pura-pura jadi pacarnya dan dia bayar aku, saling tolong menolong kan?.” Anti tersenyum simpul, dia melanjutkan dengan senang.
“Han,tawaran ini kayak cerita di drama korea.Pasti seru. Terima aja kali yah?”
“Gila kamu, itu kan drama. Kenyataannya bisa-bisa kamu jatuh cinta sama Andre tapi dia nggak suka sama kamu. Nanti kamu sendiri yang bakalan sakit.”
“dari sebelumnya juga aku udah jatuh cinta sama dia” Anti tetap bersikeras menerima tawaran Andre, dia tak peduli dengan kekhawatiran sobatnya .
“ya udahlah terserah kamu. Tapi hati-hati, main api resikonya bisa terbakar” Hana tak setuju dengan ide gila ini.
“Aku terima tawarannya, dengan syarat tak ada gerakan pelukan atau yang sejenisna.” Tegas Anti.
“Pasti” Andre menjabat tangan Anti tanda jadian.
“Aku mesti catet nomor telponmu dan alamatmu”
“nggak..nggak..nggak ..Nggak bisa”Anti menolak dengan takut.
“Kalau kita janjian gimana?”
“kita ketemu disini, dilapangan ini aja”Jawab Anti cepat, kemudian dia termenung, benar juga yah gimana bisa tahu ada janji kalau ga bisa dihubungi, tapi Anti paling anti kasih alamat rumah sembarangan.
“gini aja deh, handpone ini kamu pegang, nanti aku hubungi lewat ini” Andre yang dari tadi termenung memberi solusi. Dia memberi Anti sebuah Hp yang isi data kontaknya ia kosongkan dan hanya nama andre sendiri tak ada yang lain.
“Kalau bukan dari aku jangan diangkat” ^_^ *_^
“An,itu mantanku, yang pake baju biru” Andre berbisik pada Anti sambil menunjuk cewek yang dimaksud, benar-benar anggun, pantas Andre tak rela putus sama dia. Pasangannya sepertinya lebih tua darinya. Anti melihat ke Andre, coba membandingkannya dengan lelaki itu. Lebih tampan Andre, tapi lelaki itu punya karisma berwibawa. Siapapun yang melihat pasti menyangka dia seorang pemimpin. Anti Terkejut ketika tiba-tiba Andre menggenggam tangannya erat. Mereka mengikuti mantan pacarnya ke Restoran.
“Andre” cewek itu tersenyum manis saat melihat mereka berdua.
“Ini pacarnya yah.”lanjutnya ramah.
“Hai, Aku Anti” Anti melepas genggaman Andre dan mengulurkan tangan untuk salaman.
“Aku Thovinna, teman SMA Andre, gabung sama kami yuk.”
“Sorry ga bisa, kami ingin berdua saja.” Jawab Andre cepat, lalu merangkul bahu Anti sambil sedikit menggusurnya mencari tempat duduk. Jauh dari Vinna tapi posisi tepat untuk memperhatikannya.
Wah enak nih, jarang-jarang aku bisa makan enak kayak gini. Baru saja Anti mau mengangkat sphageti dengan garpunya, tiba-tiba tangannya sudah ditarik pergi keluar restoran.
“Ayo..pergi” perintah Andre sambil mengusur Anti yang masih menatap makanan yang belum disentuhnya. Tenggorokannya menelan ludah.
“Yaah..mereka pergi” keluh Andre sambil menghempaskan tangan Anti dengan keras.
“ Aduh,pelan-pelan dong…sakit tahu!” Anti mengusap-usap pergelangan tangannya.
“ Jadi aku dibayar Cuma buat nemenin kamau buntuti mantanmu?” Anti protes sambil manyun.
“ Ikut aku” jawab Andre sambil berlalu, dia tak menggubris perkataan Anti.
“Ini toko langganan Vinna, kami sering kesini.” Andre sedikit termenung di depan toko baju dengan merek ternama, dia berkata pelan seolah hanya ditujukan untuk dirinya.
“ Kamu masuk, pilih baju sesukamu, nanti aku yang bayar.” Andre setengah mendorong tubuh Anti agar masuk ke toko. Dengan ragu Anti menyentuh salah satu baju yang terpajang di gerai itu, yang pertama dia lihat adalah bandrolnya. Anti bergegas keluar toko ketika melihat harga satu baju disitu sebanding dengan harga empat baju yang biasa dibelinya.
“Udah dipilih?.., berapa semuanya” Andre siap mengeluarkan uang dari dompetnya saat Anti menghampirinya. Anti hanya menggeleng dengan pelan. Dan dengan muka jengkel Andre menarik tangannya kembali ke toko tadi. Pelayan toko yang sudah mengenal Andre memilihkan beberapa baju untuk Anti, kemudian tanpa basa- basi dia membungkuskan beberapa baju.
“Aku membelikan baju supaya kita serasi, coba lihat sekarang, kamu pake baju norak kaya gitu, malu-maluiin tahu.” Andre teriak marah saat keluar dari toko.
“Aku pulang” hanya itu yang keluar dari mulut Anti. Dia pergi tergesa, hatinya benar-benar jengkel mendengar perkataan Andre. Kalau dia malu, siapa suruh nyewa aku jadi pacarnya, gerutu Anti dalam hati. Oh iya..aku harus minta bayaran, enak aja dia buang-buang waktuku. Anti memutar langkahnya menuju tempat parkir dan mencari mobil Andre. Emh..untung mobilnya masih ada.
“ Kukira kamu langsung pulang,Ayo masuk” Andre berkata ramah seolah tak terjadi apa-apa atau mungkin dia tidak merasa kalau kata-katanya menyinggung hati Anti.
“aku antar sampai rumah” katanya kemudian membukakan pintu mobil untuk anti.
“ga usah..aku mau minta bayaran untuk sekarang” jawab Anti ketus, dia mengambil uang 3 lembar uang seratus ribuan dari Andre kemudian pergi dengan tergesa. Dia tak menggubris Andre yang menyuruhnya membawa baju yang tadi dibelinya. Baru pertemuan pertama sudah menjengkelkan hati Anti, bagaimana selanjutnya?.
^_^
Selanjutnya baik-baik saja. Sudah beberapa kali Anti membantu Andre pura-pura jadi pacarnya. Ke mall yang sering dikunjungi Vinna, ke restoran favorit Vinna, ke butik langganan vinna, nonton film kesukaan Vinna, semua hanya tentang Vinna. Kadang Anti kesal menjadi pelampiasan Andre terhadap Vinna, tapi dia tak peduli. Bisnis tetap bisnis, Dia tidak boleh menyertakan hatinya, walau memang terkadang ada rasa lain yang membuat dia bahagia membantu Andre,suatu hal yang nilainya lebih dari uang yang ia dapat.
“An cepet Vinna pergi tuh” perintah Andre. Selalu aja kayak gini. Anti tak menggubris Andre, dengan santai dia menikmati makanan kesukaannya. Bakso.
“cepetan.. entar keburu pergi” Andre menarik tangan Anti dengan keras sampai hampir terjatuh dari duduknya.
“Argh..sial” Andre membanting pintu mobil dengan keras, dengan marah dia memukul-mukul stir mobil.
“Gara-gara kamu tahu!!!!..Denger yah..aku bayar kamu bukan buat makan..tapi supaya kamu ikutin apa perintahku” wajah Andre memerah karena menahan amarah, sedangkan wajah Anti tenang tanpa emosi sedikitpun. Alis mata dan bahunya sesekali dia naikan bersamaan, mendengar Andre marah-marah.
“menurutku percuma aja melakukan semua ini….kayaknya Vinna nggak cemburu sedikitpun sama kita, malah kalau kita ketemu dia kelihatan senang” Anti berkata tanpa melihat wajah Andre, bola matanya naik turun melihat ke segara arah dengan cepat, jari telunjuknya dia ketuk-ketukkan ke pipinya seolah dia berpikir. Tapi gerakannya justru jadi aneh untuk dilihat.
“Tahu apa kamu !..jangan banyak komentar.” Hardik andre marah.
“Iyyaaa..deeeh… Cuma kamu yang tahu soal Vinna. Sekarang mana bayaranku, aku mau pulang” Anti tersenyum manis, lalu menengadahkan tangannya.
“dasar..cewek matre..” Andre balik tersenyum melihat wajah polos Anti. Rasa kesalnya jadi mereda. Setelah menerima uang anti membuka pintu mobil untuk keluar, tapi kemudian ditutup lagi.
“Mau ngomong apa?” Andre mencoba menebak apa yang dipikirkan Anti.
“Malem ini bisa ga kamu nganter aku nonton konser musik band favoritku, aku ga ada temen” Anti menjawab dengan ragu.
“Bisa. Tapi dengan syarat, aku gak bayar kamu, tapi kamu yang bayar aku. Ongkos masing masing dan status kita bukan pacar.”
“iya….iya boleh, tapi….aku harus bayar kamu berapa?”
“emh..ga usah deh ..asal tiket dibayarin kamu aja”
“Asyik..aku setuju” Anti tersenyum bahagia.
“eit.. satu lagi syarat.” Andre menghentikan senyuman dibibir Anti.
“Aku harus nganter kamu pulang sampe rumah”
“ga usah..aku pulang sendiri aja”
“kalau kamu ga mau dianter pulangnya, mending ga jadi aja. Konsernya pasti selesai tengah malem, nggak mungkin kamu pulang sendiri. Kalau di jalan kamu kenapa-kenapa gimana. Tiap naik mobil pasti kamu tidur pules, trus kalau supir taksinya jahat gimana, bisa gawat” Baru saja Anti mau menjawab, Andre berkata lagi.
“Kenapa sih aku ga boleh tahu rumahmu?. Kita kan udah lama kenal. Pokoknya kalau kamu ga setuju dengan syarat ini, aku nggak mau nganter kamu nonton.”
“Tapi…”
“Tenang aja…kamu nggak usah bayar ongkosnya, aku kan nggak matre kayak kamu kok”
“beuh..siapa yang matre, ini kan bisnis” jawab anti mengerlingkan mata.
^_^

Reuni Akbar SMA Flamboyan 1, benar benar reuni yang meriah. Banyak selebrity dan public figur lainnya yang lulusan dari SMA ini. Pantas saja Andre memberi Anti gaun yang mewah dan mengajaknya sebentar ke salon sebelum ke sini karena semua yang datang terlihat begitu glamour.
“Anti..kamu jadian sama Andre” Mutia teman kuliah Anti langsung mendekat saat melihat Andre menggandeng tangan Anti.
“Berita kamu putus sama Vinna menyebar cepat. Kok bisa sih kalian putus, padahal kan dulu kalian dinobatkan pasangan idola” Kali ini Mutia menuju ke Andre.
“ Kalian dulu pernah sekelas yah..” tanya Anti coba mengalihkan pembicaraan. Diliriknya Andre dengan sudut matanya.
“iya.. waktu kelas dua…sama vinna juga, kita…” Mutia tak melanjutkan kata-katanya karena dipotong Andre.
“ tuh Hana sama Sandy,yuk kesana, sory yah mut, kami kesana dulu” mereka menuju sandy dan Hana. Sebenarnya Hana juga bukan alumni sekolah ini, dia satu SMA dengan Anti. Dia ada disini sebagai pacar Sandy. Pacar beneran bukan pacar sewaan.Tak sekalipun Andre melepas tangan Anti yang terasa dingin, Anti gugup tak terbiasa dengan suasana pesta yang seperti ini.
“Sorry ganggu nih. Dre, kamu ikut main yah, nggak ada vocalnya nih.” Baru saja mau duduk tiba-tiba Andre diminta ikut naik ke panggung. Andre tampak ragu.
“Ayolah..udah lama gak denger suara kamu. Pacarnya juga pasti setuju kan?” yang mengajak Andre melihat ke Anti.
“iya..pergi sana” Anti mendorong Andre pergi. Tak berapa lama seorang gadis cantik menghampiri Anti, dia Vinna. Mereka pergi meninggalkan yang lain mencari tempat yang sedikit sepi.
“Suara Andre bagus kan?. Dulu waktu SMA kami sering duet. Kamu udah lama pacaran sama dia” Vinna memulai bicara untuk melepas kecanggungan Anti.
“Baru beberapa bulan ini”
“ini..Aku tak bisa menyerahkannya langsung pada Andre. Tolong kamu sampaikan”. Vinna menyerahkan kartu undangan pada Anti.
“ Kamu mau nikah?!” Anti terkejut saat melihat nama Thovinna tertulis di situ.
“Iya..kuharap kalian bisa datang” jawab vinna tersenyum. Sia- sia semua usaha Andre membuat cemburu Vinna. Anti membayangkan betapa akan sedihnya Andre kalau tahu.
“Tapi…..Andre berharap kamu bisa balik sama dia. Andre masih cinta sama kamu” Anti tak tahu harus berkata apa lagi.
“ Aku tahu. Tapi perasaanku sudah hilang sejak lama, sekarang aku menyayanginya hanya sebagai sahabat. Tidak lebih.” Vinna menarik nafas.
“Dengarlah Anti. Kamu harus bertahan dengan rasa cintamu pada Andre, dengan begitu dia pasti bisa melupakanku dan lebih mencintaimu”
“semoga saja” Anti menyahut pelan.
“Kamu harus yakin” tegas Vinna. Anti terpukul. Vinna mengira dia dan Andre menjalin hubungan karena cinta. Dia tak tahu semuanya hanya sandiwara demi merebut hati Vinna kembali. Yang nyata hanya satu yaitu perasaan Anti pada Andre bukan bohongan.

“Kami selalu datang ke sini berdua. Ini tempat Favorit kami” kenang Andre. Dia menghentikan mobilnya di perkebunan the.
“Aku gak suka tempat sepi gini, menakutkan. Aku lebih suka ke taman hiburan atau Mall. Kalau aku punya pacar beneran, tempat favoritku pasti Dunia fantasi Ancol”
“kalau gak suka, diam di mobil aja. Jangan berisik” Andre membaringkan tubuhnya di rumput, dipejamkan matanya menikmati hembusan angin. Anti tetap duduk di mobil, dengan gelisah. Hari ini pernikahan Vinna, Anti belum juga menyerahkan undangannya kepada Andre. Dia tak tega melihat Andre sedih. Tapi bagaimanapun juga semua ada akhirnya.Rela atau tidak rela.
“dre, pulang yuk” anti menghampiri andre yang sudah hampir sejam tertidur di rumput.
“Bentar,kenapa sih!.coba deh kamu duduk dulu. Vinna slalu bilang alam membawa kedamaian. Vinna duduk disana dan bernyanyi, dia selalu tersenyum saat angin menyentuh rambutnya.
“hentikan…!!!” teriak Anti sampai membuat Andre terbangun duduk.
“Vinna..vinna..vinna terus. Aku bosan denger namanya. Aku cape liat kamu bicara soal dia. Dia berhenti mencintaimu. Dia tak punya perasaan cinta seperti dulu lagi sama kamu.”
“heh..jangan asal ngomong kamu. Tahu apa kamu soal Vinna. Aku selalu mencintainya dan aku percaya dia juga masih mencintaiku.” Balas Andre berteriak.
“ aku gak asal ngomong, tapi itu kenyataannya, Vinna sendiri yang bilang. Cintanya sekarang padamu hanya sebagai teman. Nih…” Anti melempar undangan pernikahan Vinna. Seperti lumpuh Andre terjatuh lunglai.
“Dia berharap kita datang. Kita harus kesana, dia pasti menunggu. Vinna hanya tahu kita pacaran sungguhan.”
Andre tak berkata sedikitpun, seperti teripnotis dia menuruti kata Anti untuk pergi ke pernikahan Vinna. Sulit baginya menerima kenyataan ini.

“ini handpone dan semua baju yang kamu berikan, kukembalikan. Kunyatakan hubungan sewa menyewa jasa berakhir sampai disini. Rasanya aku tak diperlukan lagi di sisimu. Aku minta uang sewa untuk hari ini” dengan berat hati Anti harus melepas statusnya sebagai pacar sewaan.
“kenapa” Andre bertanya setengah termenung
“kenapa perasaan itu bisa berubah” lanjutnya sambil melihat ke dalam mata Anti.
Anti terkesima, pasti dia akan sangat merindukan Andre.
“Tuhan itu Maha Kuasa, termasuk dia kuasa untuk bisa membolak balik hati manusia. Yang tadi benci jadi cinta, yang tadi cinta jadi benci. Perasaan cinta datang dan pergi dengan begitu saja tanpa tahu alasannya. Maka terjadilah perceraian, perselingkuhan, atau cinta bertepuk sebelah tangan. Hanya tuhanlah yang menggerakkan semuanya, dan kita harus belajar ikhlas.” Anti menghela nafas. Memang sulit menghadapi cinta yang telah hilang seperti Andre dan lebih sulit lagi membunuh cinta yang bertepuk sebelah tangan seperti Anti.

Beberapa Bulan kemudian... “Ti, ada pacarnya nih” teriak ibu dari teras depan satu bulan setelah perpisahannya dengan Andre.
“pacar siapa?” jawab Anti, dengan malas dia menuju teras depan. Sudah satu bulan berlalu dia masih teringat dengan Andre.
“Ya ampun..ngapain kesini” Anti benar-benar terkejut melihat orang yg selalu dirindukan ada didepannya.
“Aku mau kamu jalan sama aku. Dengan syarat, aku tidak membayarmu, ongkos boleh lah ditanggung aku, tapi kalau aku lagi bokek kamu dulu yang bayarin dan kalau pulang harus selalu diantar”
“jiaah..kalau ga ada bayaran apa untungnya buat aku”
“dasar cewek matre..!. Itu artinya aku ingin kamu jadi pacar beneran bukan pacar sewaan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar