Mimpi bertemu dengan almarhum bapa bukan hal yang aneh lagi
bagiku. Sering dan berkali kali aku ditemani bapa dalam mimpi. Entah apapun
makna dari mimpi itu, apa hanya karena aku merindukannya atau memang mimpi itu
benar-benar ada maknanya, aku tak tahu.Seminggu kemaren dua kali aku bermimpi.
Pertama, bapa makan delima yang aku bawa, yang kedua, aku dan dia jalan-jalan
dengan kendaraan memasuki gang gang kecil melihat air yang jernih.
Malam ini pun aku bertemu dia lagi. Dirumahku sangat banyak
orang, semua orang tidur berbaring bersama dalam satu ruangan, saat aku mau
ikut tidur seseorang kakek berbaju putih mencariku, ketika kudekati ternyata almarhum
bapa.
"pak" aku menyapanya kemudian salam(suntangan)
"aku datang untuk menjemputmu, tidak apa-apa kan kalau
kamu pergi sekarang?" dia menatapku dan bertanya. Aku terkejut, apa itu
artinya aku akan mati. Aku merasa siap meskipun sedikit takut.
"kalau memang harus sekarang, aku siap. Tapi aku tidak
punya bekal apapun, bapa tahu kan gimana kelakuanku semasa hidup"
"tenang saja, kita akan menerimanya setiap hari
jum'at" katanya. Kemudian aku ingat bahwa setiap malem jum'at arwah yang
meninggal keluar untuk mencari siapa yang mendoa'kannya. Aku hanya punya ibu
yang akan mendo'akanku, selebihnya tak ada lagi yang akan mendo'akanku saat aku
telah mati.
Setelah itu aku melihat ibuku menangis sambil membaca surat
An-Naba. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk menghafal surat ini, tapi
sampai sekarang aku baru menghafal 5 ayat. Ibu mungkin mendengar pembicaraanku
dengan Bapa.
Sudah tahu aku akan mati kemudian aku keluar mencari
keluargaku. Aku bertemu dengan keponakanku Dinda. Dengan senyum aku berkata
padanya,"kamu harus banyak senyum, jangan bersedih". Aku mencium
cakra, zema dan najwa.
Yang menandakan
otakku ga beres adalah aku ingat Song joong ki, bahwa aku belum tamat menonton
dramanya. Parahhhh, mau mati juga masa inget korea bukannya inget dosa,
hadeeeuuh.
sebelum pergi bapa berkata padaku : " kamu jangan
membicarakan ini pada siapapun yah, bahwa aku menjemputmu, jangan pula kamu
menulisnya"
Mungkin aku tidak akan membicarakan tentang mimpi ini pada
siapapun, aku berjanji. Tapi untuk tidak menulisnya aku tidak bisa, dipagi ini
saat aku sampai di kantor, aku menulis tentang mimpiku itu. Apa mungkin mimpi
itu nyata?. Apa mungkin aku akan mati sebentar lagi. Aku cuma punya satu
permintaan, bahwa jika aku mati, aku ingin mati khusnul khotimah dan tidak
merepotkan orang yang hidup.