Senin, 05 Desember 2011

Rahasia (Vania Larissa)

aku mencintaimu walau aku tak beritahumu
dari semenjak dulu cinta itu telah lama lahir
sajak dan bait begitu mengalir
tuntun penaku menulis tentangmu

ini rahasia semakin tak kuat
aku menyimpannya terlebih ada kamu
rahasia terdalam di hatiku
yang kan aku bilang bila tiba waktunya

aku mencintaimu walau aku tak beritahumu
sajak dan bait begitu mengalir
tuntun penaku menulis tentangmu

ini rahasia semakin tak kuat
aku menyimpannya terlebih ada kamu
rahasia terdalam di hatiku
yang kan aku bilang bila tiba waktunya

rahasia semakin tak kuat
aku menyimpannya terlebih ada kamu
rahasia terdalam di hatiku
yang kan aku bilang bila tiba waktunya

rahasia terdalam di hatiku
yang kan aku bilang bila tiba waktunya
yang kan aku bilang bila tiba waktunya
bila tiba waktunya

Judul Lagu : Rahasia
Penyanyi : Vania Larissa
Album : Single / Unknown Album
Produksi : Sony Music

Sabtu, 12 November 2011

???????

Tanya – tanya

Apa, siapa, mengapa?

Kenapa, bagaimana,?

kapan, dimana?

Tanya itu menggangguku

Bertanya tiap menit hingga mendesak detik

Tanya itu menjadi tak tertampung

Tanya yang tak bisa ditanyakan

Tanya yang tak kan pernah ada jawabnya

tanya yang sulit diungkapkan

atau belum pantas dilontarkan

kemudian tanya-tanya itu berulang menggoda

ku hanya menunggu waktu tanpa bertanya

menanti jawaban tanpa ada tanya

Jakarta, 01/11/2011

What kind of feel is this?

kutanyakan dengan tanda tanya, jawaban masih berupa tanya

kulihat dengan nyata, diterjemahkan air mata

rasa yang menyelinap dalam perasa tercipta tanpa aba-aba

sejenis apakah yang kurasa masih tak bermakna

Controlize, determinate, delete or end , some words that i can't do

I can do nothing about this feel

Friday, November 4, 2011

Kamis, 10 November 2011

Surprise

Sejak masuk kuliah arsitek, aku punya kebiasaan buruk dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan rumah, yaitu SKS (sistem kebut semalem). Udah mepet dealine baru tugas itu dikerjakan sehingga kemungkinan selesainya itu sangat kecil, hasilnya tidak maksimal. Bahkan kebiasaan seperti ini menjadi penyebab utama aku terus kalah dan menyerah. Sebenernya bukan sengaja, tapi mungkin krena kedisiplinanku yang kurang. Karena lelah dan cape, atau merasa masih punya banyak waktu, tugas itu ditunda untuk besok, padahal semakin besok semakin habis waktu tersisa yang akhirnya tugas itu benar-benar mesti dikumpulkan besok. Sekarang masih saja seperti itu kelakuanku.
Semester ini aku bersyukur dipertemukan dengan teman seperjuangan yang solider dan saling mendukung dalam belajar. Saling berbagi informasi dan saling membantu membuat tugas adalah hal yang diutamakan pada mereka. Saling kirim email berbagi apa yang mereka punya untuk mempermudah teman yang lainnya mengerjakan tugas. Aku surprise banget waktu malam-malam teman sekelompokku menelpon dan bertanya 'apakah aku mau maketnya dibikinin mereka sekalian'. Siapa yang gak seneng.Waktu itu aku pulang kampung sehingga gak sempet bikin maket sedangkan waktunya tinggal seminggu lagi.Kata terima kasih sepertinya kurang cukup untuk solidaritas mereka.
Allah sudah memberiku teman-teman yang istimewa, tinggal bagaimana aku menyesuaikan diri sehingga nilai positif mereka bisa berpengaruh padaku dan membawaku bersama mereka sampai akhir wisuda. Kini aku merasa menjadi orang yang tidak bersyukur pada Allah, karena H min 3 menuju hari asistensi belum mengerjakan apa-apa. Benar-benar kebiasaan buruk. Ampuni aku Ya Allah, berikanlah kemudahan padaku dalam menuntut ilmu arsitek ini. Robbi jidni ilman warzukni fahman birohmatika ya arhamarohimin.

Minggu, 09 Oktober 2011

New One

Aku berada di kostan teman kuliah, mengerjakan tugas kelompok untuk besok hingga larut malam. Ini merupakan Pengalaman baru untukku bersama-sama orang yang studiholic, mudah-mudahan menjadi pengaruh positif untukku. Aku melihat mereka satu persatu, berkenalan lebih dekat lagi dan berbagi pengalaman. Banyak hal yang menakjubkan mengenai cara mereka menghadapi tugas kuliah arsitek. Tak ada kata-kata negatif, atau kepesimisan.Kutarik kesimpulan bahwa tugas pertama masuk,tugas UTS atau UAS, tugas dengan bobot nilai kecil atau besar tetap saja sama. Semua adalah prioritas. Tak ada rumus bagi mereka belum mengerjakan tugas sedang tugas harus kumpul besok. Serius dan semangat tanpa lelah mengerjakan tugas, tak ada penundaan.
Hal yang menakjubkan lainnya yaitu, mereka saling bantu membantu, membagi ilmu tanpa ragu. Betapa senangnya kalau jarak kontrakanku yang sekarang dekat dengan mereka, pasti lancar.^_^

Kamis, 06 Oktober 2011

Dejavu

Kembalinya aku mengarungi perkuliahan sabtu minggu menandakan kebangkitanku dari kematian. Mati semangat dan mati harapan. Aku bangkit dengan membawa rumus baru yaitu YAKIN DAN DISIPLIN.
Meskipun Aku mengulang setengah perjalan yang telah kulalui semester lalu, akan kujadikan itu sebuah kelebihan. Kadang aku terlalu lebay menghadapi sesuatu hal meski itu hanya masalah kecil, termasuk hari pertama masuk kuliah. Rasa takut untuk menyesuaikan diri dengan teman baru, rasa takut adanya perubahan yang rumit dalam sistem, juga rasa takut menghadapi diriku sendiri.Semua itu menjadi sindrom masuk ke tahun ajaran baru. Aku memulai perkuliahan pertama tahun 2008 sebagai angkatan 13, kini aku bersama dengan angkatan 16, mengulang semster 4 yang pernah kulalui setengah bersama angkatan 15.
Mata kulaih Tapak aku bertemu dengan dosen yang sama, menerima mata kuliah yang sama, menerima tugas yang sama juga. Mata Kuliah teknologi bangunan pun begitu, sehingga aku merasa dejavu. Mengalami hal yang sama dua kali. Hari pertama kulalui dengan baik. Dengan Keyakinan aku harus lebih disiplin sehingga kekurangan dan kesalahanku tidak menjadi dejavu juga.

Jumat, 22 Juli 2011

Senja



Aku tidak suka senja, rasanya tidak nyaman.
Jika aku tidak bisa mendapatkan pagi yang cerah, maka aku akan memilih malam yang gelap.
Bahkan aku lebih memilih hari yang panas dibanding senja.
Senja itu begitu muram , langitnya tidak hitam atau putih.
Warnanya tidak jelas mau seperti apa, gelap atau terang, dia buram seperti ragu ragu.
Senja mampu merobek hatiku sangat dalam dan membiarkan air mata ke luar tanpa sebab.
Semuanya menjadi terasa menyedihkan.
Jika seorang yang patah hati menangis maka dia akan menangis dalam senja.
Jika ada sebuah perpisahan, akan terasa sedih dalam waktu senja.
Senja hanya datang sesaat tapi dia bisa membawa dampak yang sangat lama.
Suara –suara nyanyian dalam senja menjadi sangat indah dalam sekejap tapi itu pun tanpa rasa.
Angin dalam senja enggan datang kecuali hanya menyentuh tanpa menggoyahkan.
Jadi jangan kau biarkan aku menanti dalam senja.
Senja cepat menemui malam, sedang kau tak pernah datang.

Bertahan Dalam Jenuh



Hidup itu tak seperti nonton drama,
Dia hanya tetap berjalan tanpa bisa kau hentikan
Tak ada playback yang memungkinkan kita mengulang kejadian yang terlewati
Tak mungkin mengintip apa yang terjadi selanjutnya melalui forwad atau next
Tak bisa di pause sejenak untuk melihat lebih jelas atau menunggu waktu
Tak bisa pula berhenti sesuai kehendak kita dengan tanda stop
Tidak hanya 20 atau 50 episode melainkan bisa menjadi 30 atau 70 tahun

Harus tetap berjalan meski terasa bosan
Harus tetap diarungi meski terasa berat
Tetap bertahan dalam jenuh

Jumat, 29 April 2011

mimpi buruk

Aku bersama teman- teman kuliahku ketika kudengar salah satu dari mereka ada yang menyukaiku. Kupikir aku mau aja daripada jomblo, toh orang yang disebut suka aku juga lumayan. Saat kumpul bersama, ada sesorang yang turun dari mobil dan ikut bergabung dengan kami. Mereka mengenalnya dan aku pun ternyata mengenalnya, dia itu kak Bayu. Dengan baju merah ati dan celana hitam dia menyapa teman-temanku. Kemudian aku pun menyapanya hanya dengan kata "kak damang, udah lulus kuliahnya yah?". Dalam hati aku tahu dia sudah jadi dokter, tapi obrolan itu tak keluar, kak Bayu pun hanya menjawab singkat dengan kata iya seolah enggan berpanjang-panjang berbincang. Pertemuan yang canggung dan kaku, merasa tidak nyaman. Padahal dibayangan, aku akan menangis saking bahagia saat ketemu dia, banyak yang diceritakan dan berbincang. Meski tahu dia menikah seperti dalam mimpi sebelumnya, tapi tetap bahagia dan damai.

Kesempatan berikutnya, tiba-tiba aku ketemu dia di angkot saat aku bersama ibu. Suasana malam hari, dia berbaju sama tapi kini bersama temannya.
"Eh ketemu lagi kak" sapaku.
"Eh, Rara." jawabnya singkat tanpa senyum, kemudian memalingkan muka.
"Siapa Ra, temennya yah?" tanya ibuku, seperti sifatnya yang bawel dia selalu ingin bertanya ini itu.Tapi kak Bayu berpaling dengan sombongnya, bahkan dia tak menjawab pertanyaan ibu dan bersikap tak peduli.
"dia bukannya yang ada difoto itu kan" Ibu sadar tenyata dia itu kayu.Dia marah atas sikap sombongnya kak Bayu. Dia mengomel ini itu, dan aku berusaha menahannya agar jangan sampai keceplosan bahwa aku menyukai dia, jangan sampai dia tahu.

Kemudian ibu dan kak Bayu saling berdebat dan bertengkar, ibuku sempat mengeluarkan sumpah serapah teradap kayu.Kayu pun tak tinggal diam, dia membalas dengan kata -kata yang tak kalah tajam. Aku tak bisa menahan tangis. Marah terhadap ibu yang membuatku malu dihadapan kayu, juga sedih melihat kak Bayu telah berubah. Karena tak bisa apa-apa akhirnya aku menangis.Kupalingkan wajahku melihat jalan yang bergerak di malam hari, kudengar lagu yang teramat sedih melatari tangisan suasana hatiku. Aku tak bisa menghentikan mereka. Aku hanya menagis sekerasnya menahan rasa sakit dan sesak didadaku.Aku terbangun dengan sisa senggukan yang terasa amat sakit. Saat kubuka mata, air mata telah membasahi pipiku.

Rabu, 23 Februari 2011

Ada bahagia di tawanya

Di sebuah acara, entah pernikahan atau reuni akbar, aku dan sahabatku sedang makan bersama.Tiba - tiba Fery menghampiriku dan bertanya " Kerjanya libur Ra?". Ku jawab "iya", itu saja. Kemudian dia pamit pergi bersama teman-temannya.
Aku dan acie siap pergi, tapi kemudian terhenti saat ku lihat sebuah bis penuh dengan orang parkir di depan kami.
" Ntar cie, kayaknya itu kelas ka Bayu deh," kuperhatikan satu- satu orang yang turun dari bis. Dan ternyata ada seseorang yang mirip, aku tidak yakin karena gaya rambutnya berbeda. Kuperhatikan orang itu, dan ternyata dia menghampiri Lani dan Ami, temen pramukaku.
" Bener cie itu kak Bayu." teriakku. Aku menghampirinya,tapi kemudian bingung apa yang harus kukatakan.
"Kak damang?" hanya itu yang bisa kukatakan padanya.
"Eh rara,pagi- pagi ga pernah online yah?" tiba-tiba dia menarik tanganku menjauh dari lani dan Ami. Acie sedari tadi jauh dariku membiarkanku menghampiri kak Bayu.
"iya, ga pernah, biasanya agak siangan"
"pantesan aku liat lewat facebook anakku, ternyata rara ga ada"
Tiba-tiba acie teriak dari jauh, " Haah?!anak??!. Berarti udah nikah dong". Aku melihat ke arah acie, kemudian ke arah kak Bayu.
"Oh iya, sini aku kenalin" kata kak Bayu tenang, senyumnya bahagia. Dia menuntunku menuju seorang wanita yang sedang menggendong bayi.
"ini istri kakak" dia memperkenalkan. Aku merasakan betapa kak Bayu bahagia. Dia pergi kembali berbincang dengan lani, aku sendiri berbincang dengan istrinya.Katanya sekarang mereka tinggal di bandung, dan kak Bayu punya klinik.Istrinya tidak cantik, lebih muda dariku dan berbadan kecil.Rambutnya sedikit keriting, tak berkerudung.Anaknya perempuan, tapi tidak cantik juga. Selagi aku berbincang dengan istrinya, acie menghampiri kak wahyu dan tampak membicarakan aku.
" kak Bayu tahu kan kalau rara itu suka sama kak Bayu,hampir sebelas tahun dan dia tak pernah melupakan kakak." Aci bercerita menggebu-gebu, tampak dia sedih, kesal dan marah, meski sebenarnya dia tak berhak apapun atas semuanya.
" Yah, tapi gimana lagi, memang kita ga ada jodoh" jawab kak Bayu pelan. Aku takut istrinya mendengar pembicaraan mereka,aku mengalihkan perhatian dengan bercanda dengan bayinya, hingga aku tak tahu lagi apa yang dikatakan mereka.
Aku tak merasakan apapun,ekspresi rasa sedih telah diwakili acie dengan sikapnya pada kak Bayu. Aku merasa bahagia saat melihat tawa dia. Tapi sungguh hatiku hampa. Berbeda dengan mimpi sebelumnya.
22 Februari 2011

Rabu, 26 Januari 2011

Feeling Mama

Cerita ini mungkin melanggar hukum jika kuposting disini karena yang ini sudah kuikutsertakan dalam lomba cerpen sebuah majalah. Tapi itu kalau dia jadi juara, berhubung tak pernah ada kabar dari pihak yang bersangkutan, maka biarkan blog ini menjadi tong sampah atas cerita yang tidak keterima oleh para juri.Wilujeng maca ^_^

Feeling Mama
Oleh: Fuzi Ruh

Sudah seminggu lebih demamku belum turun, batuknya juga belum reda padahal kata dokter aku hanya kecapean dan kurang vitamin. Kecapean berarti aku mahasiswi rajin yang sedang bekerja keras menghadapi semua mata kuliahku, kurang vitamin berarti aku anak kost yang ga bisa ngejaga asupan makanan bergizi. Aku gak mau kasih kabar ke mama kalau aku sakit. Memang sih, Jakarta-Bogor tidak terlalu jauh jika aku minta mama ke kostanku, tapi aku ga mau bikin dia khawatir dan merepotkan. Berarti aku manja dong, mama I miss you. Dan aku terlelap karena lelah.
“Mama ga bawa apa-apa, Cuma bawa nasi timbel sama tempe, kalau tahu kamu sakit, tadi mama bawain obat stelan flu.” Saat kubuka mata, mama sudah ada di sampingku. Ternyata tak perlu telpon atau sms untuk memanggilnya, hanya cukup telepati. Ajaib memang, dan aku bisa makan di tempat tidur tanpa harus pergi ke warteg.
“Feeling mama kamu sakit bukan karena patah hati kan?. Mungkin Malarindu, atau TBC alias Tekanan Batin Cinta?” tanya mama membuat nasi timbel yang kumakan jadi terasa seret di tenggorokan. Mama ternyata punya diagnosa sendiri tentang sakitku.
“Siapa yang lagi deketin kamu, atau kamu lagi suka sama siapa. Mama tahu kalau kamu bertepuk sebelah tangan kamu akan jadi pemalas, tidak suka diatur dan sering melamun,akhirnya prestasimu anjlok. Tapi Jika kamu punya pacar dan merasa dicintai maka kamu akan banyak berprestasi dan konsentrasi belajar. Kamu Cancer”
“Jangan bilang kamu masih suka sama anak pesantren itu,” selidiknya. Aku membantah cepat-cepat waktu dia mengungkit tentang Ikhwan, orang yang kusukai beberapa tahun ke belakang waktu aku masih SMA.
“Nggak mah, perasaanku sama dia sudah biasa.”
“Iya itu kan di mulut, mama takut aja gara- gara dia kamu jadi ga mau pacaran. Mama kan tahu kamu tuh susah banget buat jatuh cinta. Sekali jatuh cinta bener-benar cinta mati.” Mama berusaha menyelidik hatiku lagi, kuyakinkan dia bahwa Aku sudah melupakan Ikhwan. Karena jatuh cinta sama Ikhwan aku tak melihat orang yang mencintaiku, karena dia sekarang aku kehilangan cinta yang sesungguhnya. Cinta Re yang selalu menemaniku. Dan mengalirlah cerita tentang perkembangan kisah cintaku saat ini pada mama. Aku tak pernah tahan punya rahasia dari mama karena bagiku mama seperti guru, sahabat, kakak perempuan, bahkan kadang- kadang seperti adikku yang manja. Selain hati lega karena curhat, mama selalu punya solusi dan jalan keluar dari semua masalahku.
“ Kamu tahu kenapa dia menghindar dari kamu?” Tanya mama saat aku selesai curhat. Kugelengkan kepalaku karena aku benar-benar tidak tahu alasan Re menjauh dariku. Aku hanya merasakan kalau hari-hariku menjadi sepi saat dia tak pernah mengirimi aku sms manis atau menelponku lagi.
“Ada banyak kemungkinan sih, tapi feeling mama….” Mama menggantung kata-katanya kemudian termenung dalam. Setelah sekian tahun menyukai Re, aku baru berani curhat ke mama, padahal biasanya tak ada satu ceritapun yang pernah kulewatkan.
“Feeling mama bener kan waktu dulu mama bilang kalau Reza tuh sayang banget sama kamu, malah dia sudah minta ijin ke mama buat deketin kamu, tapi kamu terus fokus ke Ikhwan. Dan feeling mama, Reza sekarang lelah bersabar untukmu, apalagi kamu udah nolak dia.” Mama kemudian mendesis seperti habis makan cabe, pasti dia geregetan padaku. Maafkan aku mama aku tak mendengarkan feelingmu.
“Tapi selama janur kuning belum melengkung kamu harus tetap berusaha, rebut hatinya kembali.”
“Aku sedang berusaha melupakannya ma, sekarang pasti dia udah punya pacar, jadi aku …...”
“Ikuti kata hatimu.” Mama memotong kata-kataku.
“Jangan setengah-setengah dalam melangkah atau kamu akan kehilangan banyak waktu. Kejar dia sampai dapat atau lupakan dia untuk selamanya. Feeling mama sekarang ini kamu hanya bertahan tak pasti, berapa tahun pun kamu berusaha melupakan dia hasilnya akan tetap sama jika kamu diam tak bergerak.” Tangan mama mengusap rambutku lembut. Dia benar tentang itu, bahwa aku harus mengungkapkan perasaanku pada Re seperti aku dulu mengungkapkan perasaan pada Ikhwan. Walaupun hasilnya aku menangis karena ditolak, tapi aku jadi punya alasan untuk melupakannya dan sekarang perasaanku hanya teman biasa padanya, itu hasil dari aku berani mengungkapkan perasaanku.
“Reza sudah tahu kalau kamu mencintainya?” tanya Mama. Aku menggeleng pelan, yang kutahu hanya Re mencintaiku dan aku menolak cintanya, apa dia tahu kalau sebenarnya aku mencintainya, aku tak tahu. Aku menolak Re waktu dulu karena aku munafik, atau bodoh atau entah kenapa aku tak tahu meski aku benar-benar membutuhkannya.
“Kejar dia, kamu masih punya nomor telponnya kan, telpon dia.”Mama menyemangatiku lagi. Memang sejak dulu aku tak pernah menghubunginya lebih dulu, meski sebenarnya aku menangis karena rindu tapi aku hanya menunggu dia menghubungiku. Setelah beberapa kali dia menyatakan cinta ingin jadi pacarku dan beberapa kali itu kutolak, dia menghilang tak pernah menghubungiku lagi. Hampir setengah tahun, apa dia benar-benar melupakanku, apa dia membenciku?. Aku tak pernah berhenti memikirkannya.
*****
“Ra,gimana reza, dia udah sms atau telpon kamu belum.” Sms mama membuatku terhenyak. Beginilah resiko curhat ke mama, dibawelin.
“Keep chaiyo yah…Mama doain biar hubungan kamu membaik sama dia. Mama punya sajak bagus,feeling mama kamu kirim ke dia deh biar dia klepek-klepek.” Sms kedua dari mama, ya ampun mirip abg aja kata-katanya. Aku membalasnya singkat saja.
Kemarin lusa aku coba kirim sms ke dia menanyakan kabarnya,biasanya setelah dia jawab baik-baik saja kami kemudian terus saling balas membalas sms untuk ngobrol. Kali ini laporan terkirim tapi sampai hari ini tak ada balasan. Kemarin kucoba sms lagi, cerita tentang berbagai hal ke dia, laporan terkirim tapi balasan tak ada. Aku benar-benar teriak dalam hati, apa yang terjadi, apa yang kulakukan, Re mengabaikanku. Aku coba positif thingking, mungkin dia tak ada pulsa, atau smsnya tidak sampai. Kemana aku harus bertanya ya Tuhanku. Tak ada pilihan lain, aku harus menanggalkan harga diri atau keegoisanku demi menelponnya.
“Telpon yang anda hubungi sedang tidak aktif, silakan coba beberapa saat lagi.” Dan aku putus asa.
“Mah, Aku dah sms dari kemarin tapi dia ga bales-bales. Aku jadi malu sama diri sendiri, mungkin dia benci sama aku mah, aku nyerah aja ah.” Kukirimkan sms ke mama.
“Cintaku udah usaha apa buat Reza?” tanya mama di smsnya.
“Ga ada. Rara coba sms tapi ga pernah di bales. Akhirnya aku memutuskan untuk menyerah sebelum berusaha” jawabku pada mama.
“Kalo kamu menyerah sebelum berusaha yah cuma seperti ini jawabannya. Gimana kamunya aja. Feeling mama Reza mah udah berusaha banyak buat kamu dan sudah tahu hasilnya. Walaupun dia salah duga setidaknya kamu telah membuatnya mengira bahwa hasilnya seperti itu.Sekarang mah dikembalikan ma kamu aja.”
“Apalagi yang harus kulakukan untuk Re, apapun mungkin akan kulakukan tapi apa?” Aku hanya mengatakan itu dalam hati tak berani untuk kutulis dan kukirimkan ke mama. Aku ragu untuk melangkah, mungkin menyerah sajalah.
*****
Aku harus memaksakan diri untuk ke kampus meski masih sedikit demam. Mau tidak mau karena hari ini mulai UTS, kalau ujian menyusul hanya akan nambah biaya lagi. Aku bisa mengatasi semua dan yakin nilaiku akan bagus. Walaupun sebenarnya aku selalu ingat Re tapi belajar membantuku sedikit melupakannya. Aku bisa melupakan patah hati karena belajar, bukan melupakan belajar karena patah hati seperti dugaan mama. Jadi kangen mama, kalau beres UTS akan kusempatkan pulang ke Bogor, sudah lama rasanya.
Handponeku berdering tanda ada sms masuk, dari seseorang yang sedang aku pikirkan yaitu mama. Aku senang karena selalu merasa kalau ikatan batin diantara kami sangat kuat dan semakin terkejut saat kubaca isi smsnya.
“Ini no Hp Reza 081584812222, sms dia atau lebih bagus lagi telpon. Kamu harus mundur jika sudah berusaha, sekarang feeling mama kamu belum melakukan apapun.” Aku bertanya dari mana mama dapet nomernya?. Aku tidak bisa menghubungi Reza kenapa mamaku bisa, diputar berapa kali pun otakku tetap buntu. Sudahlah, yang terpenting adalah bagaimana aku mulai berkomunikasi dengan no ini untuk memastikan apakah benar ini nomer baru Re.
“Test” aku mengirimi SMS ke Re dengan kata sesingkat itu. Menulis kata seperti itu saja aku memikirkannya selama dua hari dua malam, lebih sulit dari ujian menghitung kontruksi struktur beton dalam Mata kuliah yang paling kutakuti. Tiba-tiba Re menelpon. Bukannya diangkat aku malah nangis sesenggukan. Karena terkejut, rasanya seperti kobaran api yang tiba-tiba disiram air, atau seperti tubuh yang demam tinggi diberi air es, menggigil. Setelah nadanya berhenti baru aku nyesel,bodoh, cumi, once semua kata-kata itu keluar mengutuki diri sendiri, habisnya aku bingung mau ngomong apa. Kuhembuskan nafasku panjang dan tiba-tiba bunyi sms masuk.
“Kurang kerjaan?!!” Isi smsnya,dari Re. Aku terpekik senang.
“Waduh maaf banget ya, ganggu,,.-c” Jawabku kaku.
“Mau gangguin sih ga masalah…tapi setidaknya kamu ngasih tau sapa kamu… jadi ga aneh kayak gini….gitu.” Re tak tahu nomerku. Apa dia ga menyimpannya, atau sudah menghapusnya, jangan-jangan nomer ini bukan punya dia.
“Wuih galak. Iya aku lupa.Maaf belum kasih tahu dulu, ini Clara, peace ah” Aku tetap sok akrab dengan nomer ini, berharap mama gak salah kasih nomernya Re.
“Hehe..sory Ra…habisnya kesel sih ke no yang ga dihapal tuh....banyak yang iseng ini teh… sory ya cinta..he..he…lagi apa, dimana,bareng sapa? Kamana aja sih sombong yah kamu?” Aku kaget membaca balasan sms Re, tapi lebih tepatnya seneng banget bisa komunikasi sama dia lagi setelah hampir setengah tahun bisu.
“Mau tidur tapi susah, jadinya iseng, kayaknya situ yang sombong he..he… sory yah tadi ga diangkat telponnya..”
“Owwyeaah..hehe, kenapa atuh, apa yang dipikirkan? Jangan mikirin aku agh…tar kangen lagi…he..he…haha…Re sombong ghitu..mau telpon sih tapi beda operator hehe…malez ah ..mahal.” Dia adalah Re yang kukenal waktu SMA, selalu hangat dan penuh canda.
“Emang iya lagi mikirin Re, kangen banget lagi..ha..ha (+_+)”
“Dugh..bisa aja nih.. Ge-eRin orang. Tapi emang iya, wajar sih kalau orang mah…kadang ada saatnya kita inget sama seseorang sekaligus membutuhkannya..hehe..jad so sweet gini yaa…^^” Itu balasan smsnya. Aku tak tahu harus berkata apa lagi. Dia memang Reza. Tapi aku ragu apakah dia Re yang kukenal setengah tahun yang lalu. Aku takut Dia bukan lagi.
****
” Ra, kalau misal kamu bilang sayang dan cinta ke Reza, kira-kira menurut kamu gimana?. Reza bakal gimana?” Pertanyaan mama yang lagi-lagi mengagetkanku. Saat itu aku pulang ke rumah di Bogor karena libur.
“Mmmh.,Feeling aku yah mah! Tapi aku ga tau perkembangan perasaan dia padaku gimana.” Aku meniru gaya bicara mama, memang bermaksud meledeknya.
“Feeling aku….Di satu sisi, berarti aku punya keberanian buat ngungkapin perasaan. Itu hal yang luar biasa dan aku ga bisa. Ga tahu kalo menurut Re. Ada 2 kmungkinan.
1.Di terima dan insyaAllah percaya Re bakal sayang abis.
2.ditolak dengan halus, tapi aku percaya re bakal jadi temen atau sahabat, dan ga bakal ngehindar. Itu Feelingku, mama..”
“Tapi kenapa sampai sekarang yang terjadi Reza belum bales smsnya yah. Mama harap kemungkinan yang pertama karena feeling mama dia masih cinta. Tapi kalaupun harus menerima kemungkinan kedua itu ga papa. Bagaimanapun hasilnya jangan ga dibales seperti ini. Bikin bingung orang aja, padahal sudah dua hari” Mama berbicara bergumam seperti untuknya sendiri. Aku masih mencerna dengan apa yang barusan kudengar. Apa maksudnya Re belum bales sms, dan sms apa, siapa yang mama maksud, aku belum paham.
Jam 1:14 malem aku belum tidur karena ada pekerjaan menghitung estimasi bangunan rumah yang harus kuselesaikan, tiba-tiba aku nerima sms, tertulis di layar hp namanya Re.
“Re kaget lho!!.Ra sms seperti itu kemaren..jadi bingung harus ngbalez apa.??Tapi tetep, Re harus ngasih jawaban yang jelas..Untuk saat ini…Mungkin waktunya kurang tepat Ra...Soalnya, saat ini Re udah jadi milik orang laen..Makasih ya Ra untuk semuanya..Mudah2an nanti Ra dapetin yang lebih baik dari Re.”
Terjawab semua apa yang mama gumamkan tadi siang. Pasti tanpa sepengetahuanku mama bilang aku suka dan cinta sama Re. Aku cek kotak keluar di Hpku, mencari sms yang mungkin dikirimkan mama. Tak ada, tak satu pun. Seperti anak ayam kehilangan induk, aku bolak-balik ke kamar mama dan kamarku dengan bingung. Aku bingung harus jawab apa karena aku ga tahu apa yang dikirim mama sebelumnya ke Re. Mau bangunin mama ga tega juga.
“Ok.Thanks buat jawabannya. Sebenarnya Ra udah tau. Sekarang Ra lega, karena dah ungkapin semuanya ke Re dan tau kepastiannya.Alhamdulilah.”
Hanya itu yang aku mampu ucapkan. Terlepas dari itu jujur dari hati atau tidak, karena sebenarnya hati dan kepalaku benar-benar meledak. Dulu Re pernah suka aku dan mau jadi pacarku tapi itu dulu sebelum aku telah mengecewakannya dengan kerasnya hatiku menolaknya. Dan kini semuanya telah hilang. Aku pergi ke tempat tidur mama dan memeluk punggungnya.
“Maafkan aku mama, cinta Re bukan untuk Rara lagi.”
“Aku maafkan nak,,sekarang carilah gantinya. Buat mama bahagia dengan melihatmu bahagia.”
Aku tak tahu apa yang mama kirimkan ke Reza, tapi aku tak akan bertanya apapun karena feeling mama tak akan pernah salah.

^_^
Thank for my best friend acie yang menginspirasi cerpen ini.

*BILA aku jatuh cinta*

Terdengar decitan rem motor balap yang memilukan, setengah detik saja jika Rani tak menarik tubuh Salsabila, maka dia akan remuk tertabrak, Salsabila sangat terkejut, aliran darahnya berhenti mengalir ke wajahnya sehingga menjadi pucat pasi dan terpaku.
Pengendara motor membuka helmnya, dia ternyata Faradila teman sekelas Rani dan Salsabila, keringat membasahi wajahnya, terpancar ketegangan di wajah Faradila yang akrab di sapa Dila.
“Hey Keong…!!! Jalan tuh di samping dong, jangan ditengah-tengah seenaknya kayak gitu, kalau ketabrak mampus tau!”
Wajah Salsabila yang pasi berubah jadi merah padam mendengar kata-kata Dila.
“Enak aja nyalahin orang, harusnya kamu yang hati-hati, emangnya jalan sekolah ini Circuit apa.!? Ngebut seenaknya , lagian kalau mau lewat ..bunyiin tuh klakson, dasar Kudil.!!” Rani nyerocos marah seperti petasan yang meledak, tubuhnya masih terasa gemetaran gara-gara terkejut tadi, Dila menekuk wajahnya heran.
“kenapa kamu yang sewot, aku nasehatin si Keong kok” jawab Dila kemudian memakai helmnya kembali.
“Apa.!? Ngomong kayak gitu dibilang nasehat? Udah tau salah malah nyalahin orang” timpal Rani tambah kesal.
“udah deh sorry.! Aku lagi buru-buru” Faradila menggas motornya dengan kencang menuju gerbang sekolah, sekilat menghilang dari pandangan mereka berdua.
“kamu gak apa-apa kan Bil.?” Rani mengusap pundak Salsabila yang sedang tertunduk, matanya tertuju pada secarik kertas, Bila memungut kertas itu,ternyata kertas itu surat ijin keluar sementara punyaDila. Tanpa berkata Salsabila berlari menuju gerbang sekolah dimana Dila dan pak satpam bertengkar mulut. Tanpa surat ijin, siswa dilarang keluar dari gerbang sekolah.
“ Hey…ini…” Bila mencoba memberikan surat itu kepada Dila,tapi Dila tak melirik sedikitpun malah berteriak keras.
“ Jangan ikut campur keong” teriaknya penuh kekesalan.Salsabila terkejut dibuatnya,wajahnya tanpa ekspresi. Tiba-tiba Rani merebut surat itu dari tangan Salsabila kemudian menunjukan surat itu tepat di hidung Dila.
“Bila yang cantik,Faradila tuh hampir bikin kamu mati,mau ditolong malah balik marah.mending buang aja surat ijin ini ke tong sampah yuk.” Rani mengiming-iming surat itu kemudian menjatuhkan ke tanah.surat itu melayang-layang tertiup angin.Rani menggusur tangan Salsabila pergi menjauh,mencegah menolong Dila mengambil surat itu.
“Keong !! makasih yah”terdengar teriak Dila dari kejauhan.

^_*

“Bil,maaf yah,aku bukannya tega sama kamu, masalahnya aku juga suka sama kak rudy,jadi waktu dia nembak ,aku terima aja”Rani berkata dengan penuh perasaan bersalah.Salsabila mengatakan pada Rani bahwa dia menyukai kak Rudy,kakak kelas mereka.Rani berjanji akan jadi mak comblang antara kak Rudy dengan Salsabila. Mereka berdua selalu memperhatikan gerak-gerik kakak kelasnya itu. Rani dan Salsabila menggunakan berbagai cara untuk mendekatinya,tapi yang pasti Rani yang lebih berhasil karna Salsabila lebih pendiam, akhirnya Rani pun menyukai kak Rudy.
“Kenapa mesti minta maaf,kalau kalian mau pacaran ya pacaran aja,memangnya apa hubunganya denganku” Salsabila tersenyum geli melihat ekspresi Rani yang tegang.
“Kan kamu juga suka sama kak Rudy”
“Kalaupun aku suka,aku tidak punya hak apa-apa.baguslah kalau kalian pacaran.jadi taktik kita deketin cowok berhasil dong” Kata-kata Salsabila begitu ringan tidak seperti yang dibayangkan Rani. Sepertinya ketika dulu selalu mengatakan aku suka kak Rudy bagi Salsabila hanya lelucon belaka.Memang benar,Salsabila hanya mengaguminya sebagai kakak kelasnya yang serba bisa bukan seperti Rani yang jatuh cinta.
“Beneran kamu ga marah” Tanya Rani masih penasaran.
“marah sih nggak…cuman merasa kalah”
“makanya keong,kamu tuh harus ngomong,jangan si Rani aja yang cerewet,kalau kamu nyuruh si Rani ngomong suka sama cowok,ya pasti cowok itu nyangka Rani yang suka sama dia,bukan kamu” celetuk Dila tiba-tiba dari belakang mereka . Ternyata sejak tadi Dila mendengarkan mereka. Rani dan Salsabila begitu terkejut,bukan karna kata-kata Dila melainkan karena melihat wajah Dila yang kusut seperti bangun tidur.
“Sejak kapan lo nguping, jangan ikut campur !...pergi sana!!” Rani berteriak kaget.
“aku ga nguping tapi ngupil” Dila malah nyengir kuda menambah kekacauan penampilanya.
“Kamu tuh mandi pagi nggak?” Bila tersenyum bertanya.
“Pastinya juga nggak Bil,tampangnya aja kayak gini” Rani menimpali.
“Mandi pagi sih , tapi pagi hari kemarin” jawab Dila nyengir.Rani menekuk wajahnya jijik tapi Salsabila malah tersenyum geli.
“Soalnya gini keong,kalau belum punya pacar aku nggak bakalan mandi” tambah Dila.
“Gimana bisa punya pacar. Dari jauh aja udah kecium baunya,pastinya cewek-cewek pada kabur” kata Rani sambil terbahak-bahak.Dila tak menghiraukan perkataan Rani, dia malah asik memasukkan jari kelingkingnya ke hidung mencari debu yg tertinggal di situ alias ngupil. Salsabila hanya melototi Dila tanpa ekspresi, seumur dia hidup baru pertama kali punya temen sejorok Dila. Sebenarnya Dila itu tampan ,tapi hidungnya yang mancung dan mata indahnya tertutupi oleh wajah kucel dan rambut yang acak-acakan, jadi samar deh ketampananya,apalagi kalau melihat dia sedang ngupil . Dila juga pintar, tapi sikapnya yang usil pada temen-temen atau pada guru tak kenal waktu menjadikanya di cap anak nakal. Coba kalau Dila rajin merawat diri dan rajin belajar,pasti dia jadi idola di sekolah ini.kenyataanya Dila terkenal di sekolah karena sikap jailnya dan pereman sekolah,seorang Salsabila pun menyukainya,tapi bagaimana dangan Dila sendiri.

Dila tidak suka melihat keluguan Salsabila yang hanya diam kalau di ejek temenya,atau malah Rani yang sibuk membalas kalau Salsabila disakiti.Dila benar-benar tidak suka pada kelemahan Salsabila seperti itu.makanya Dila sering berkata kasar dan mengganggunya hanya sekedar ingin melihat Bila melawanya.tapi sekeras apapun Dila mencoba membuat Salsabila marah dia tak pernah berhasil. Salsabila hanya terdiam, yang membuat heran Dila akhir-akhir ini tanpa sadar matanya sering memperhatikan Salsabila,sehingga rasa tidak suka melihat kelemahan Salsabila berubah menjadi ingin melindunginya.
“Bila !! tolong beri contoh ke depan” Bu Rita melempar soal fisikanya, dengan segera Dila lari kedepan kelas, Salsabila yang sudah berdiri jadi kebingungan dibuatnya.
“Beri contoh apa Bu?” tanya Dila sedikit linglung, terang saja dia bingung karena sedari tadi Dila tidak memperhatikan Bu Rita, mata dan pikiranya tertuju pada Salsabila, makanya Dila terkejut setengah mati ketika namanya dipanggil. Sementara Dila bingung, Salsabila dan teman sekelasnya merasa heran , sebenarnya siapa yang Bu Rita panggil , perasaan mereka mendengar Bu Rita memanggil Bila
”bukan Dila”.? Bu Rita mendehem sambil tersenyum.
“Maksud Ibu, Bila ‘Salsabila’ bukan kamu” Bu Rita memperjelas, kontan seisi kelas terbahak. Dila memang sering tidak memperhatikan guru, tapi kalau mendadak budeg baru kali ini.
Lain hari Ketika pelajaran matematika Salsabila kebingungan, diulang berapa kali pun Salsabila belum mengerti. Apalagi Pak Thomas menyuruh dia ke depan untuk menyelesaikan satu soal yang membuatnya sulit. wajah Salsabila terlihat pucat pasi.
“Ya silahkan Bila, selesaikan soalnya di depan” perintah Pak Thomas.
“Jangan yang ini dong!, nomor berikutnya aja” teriak Salsabila dalam hati.
Dila melihat kekacauan di wajah Salsabila, dengan segera dia ke depan dan menyelesaikan soalnya dengan lancar. Teman sekelasnya mengulum senyum, sedangkan Pak Thomas tampak kebingungan. Dia bangun dari duduknya kemudian melototi Dila yang menulis dengan cepat di papan tulis.
“Pak lain kali kalau manggil Bila harus lengkap, Salsabila gitu.! Soalnya Dila mulai budeg” celetuk Bram, seisi kelas menahan tawa.
“jadi….Dila sangka aku panggil dia?”
“Betuuuull” seisi kelas menjawab
“memangnya Bapak bukan manggil saya ya?” Dila pura-pura bego dan berhenti menulis.
“teruskan teruskan, memang benar kau harus diperiksa di THT, nomor berikutnya saja buat Salsabila” Pak Thomas mengangguk-anggukan kepalanya, entah apa yang dia pikirkan.
Dila tersenyum sendiri, biarlah teman-tamannya berpikir dia bego dan lucu, yang jelas dia sangat senang melihat wajah Bila yang tenang seperti sekarang. Kalau tidak pura-pura budeg bagaimana caranya menolong Salsabila.

(bersambung)

Pacar Sewaan

“Na,aku nyerah,kamu terus aja,aku tunggu di sini” Anti kehabisan nafas. Sudah tiga putaran dia berlari, cukup membuat tubuhnya berkeringat. Dia duduk di pinggir lapang menjulurkan kakinya. Sedang Hana masih mengitari lapangan olah raga yang luasnya puluhan kilometer. Mata Anti mengitari lapangan mengikuti langkah hana yang tengah berlari. Tiba-tiba matanya berhenti pada satu titik.
“Hayoo, ..liat apaan sih serius banget” tanpa sadar Hana sudah ada disampingnya melepas lelah.
“oh..si nico.kayaknya dia baru dateng yah.Biasanya bareng ma kita” Hana mengikuti pandangan mata Anti. Mereka menjuluki cowok yang dilihat Anti “si Nico” karena mirip nicolas saputra.
“Andai aku tahu siapa nama si nico” Anti menghembuskan nafas panjang.
“Beli minum yuk, haus nih” Hana berdiri dari duduknya, Anti mengikuti tanpa berkata apapun.
“Permisi ..numpang duduk” tiba-tiba dua orang cowok menghampiri mereka ,lalu duduk disebelahnya. Seketika Anti dan Hana tak bersuara. Mimpi apa semalam sampai disamperin cowok yang mereka kecengin.
“Kalian kesini tiap minggu yah?.Perasaan kita sering ketemu waktu lari” satu dari cowok itu membuka suara. Anti dan hana hanya mengangguk.
“Aku sandy dan ini Andre” cowok yang mengaku sandy mengulurkan tangan. Anti menyambut dengan gugup.
“Aku Anti dan dia Hana” Anti menyikut sobatnya yang masih tertegun. Dan butuh beberapa menit saja untuk menjadikan mereka seakrab kawan lama.
“Kamu dah punya pacar belum?” Andre yang sejak tadi diam membuka mulutnya. Kontan semua terdiam. Sebuah pertanyaan istimewa bagi gadis yang jomblowati,apalagi yang bertanya adalah cowok yang selalu mereka juluki si nico. Anti menggelengkan kepalanya pelan.
“Syukurlah..aku mau minta bantuan sama kamu. Aku minta kamu jadi pacarku sementara waktu” jawab andre tenang.
“Apa!?”Anti dan Hana berteriak kompak. Biasanya kita senang dengan lanjutan seperti ini, tapi terlalu aneh bagi Anti karena mereka baru berkenalan 3 menit yang lalu.
“Maksudnya bukan jadi pacar betulan tapi Cuma pacar sewaan” Andre membetulkan kata-katanya.
“Hah!!?” Anti dan Hana berteriak lagi, mereka semakin tak mengerti apa yang dimaksud Andre.
Antri berpura-pura jadi pacar Andre. Setiap pergi ngdate anti dibayar dengan uang sesuai kesepakatan. Tujuannya Andre ingin membuat mantan pacarnya cemburu. Dan semoga bisa balikan lagi.Kalau dia punya pacar sungguhan, dia takut menyakiti orang. Maka waktu minggu lalu dia melihat Anti,tiba-tiba ide pacar sewaan itu muncul.
“Kita pergi bareng hanya waktu aku minta. Diluar itu status kita bukan pacar. Tidak saling mencampuri urusan masing-masing. Dan tidak terikat oleh hubungan seperti pacaran biasa, artinya kamu bisa deketin cowok lain asalkan jadiannya nanti waktu urusanku selesai” Andre menyebutkan persyaratannya.
“itu juga kalau kamu mau” tambah Andre waktu melihat Anti hanya diam terbengong-bengong.
“Tunggu bentar” Hana menarik tangan Anti menjauh dari mereka.
“Jangan mau ti, kesannya kok kayak cewek panggilan” Dia mengungkapkan kekhawatirannya.
“Kupikir bukan cewek panggilan. Ini sebuah tawaran jasa. Aku berjasa pura-pura jadi pacarnya dan dia bayar aku, saling tolong menolong kan?.” Anti tersenyum simpul, dia melanjutkan dengan senang.
“Han,tawaran ini kayak cerita di drama korea.Pasti seru. Terima aja kali yah?”
“Gila kamu, itu kan drama. Kenyataannya bisa-bisa kamu jatuh cinta sama Andre tapi dia nggak suka sama kamu. Nanti kamu sendiri yang bakalan sakit.”
“dari sebelumnya juga aku udah jatuh cinta sama dia” Anti tetap bersikeras menerima tawaran Andre, dia tak peduli dengan kekhawatiran sobatnya .
“ya udahlah terserah kamu. Tapi hati-hati, main api resikonya bisa terbakar” Hana tak setuju dengan ide gila ini.
“Aku terima tawarannya, dengan syarat tak ada gerakan pelukan atau yang sejenisna.” Tegas Anti.
“Pasti” Andre menjabat tangan Anti tanda jadian.
“Aku mesti catet nomor telponmu dan alamatmu”
“nggak..nggak..nggak ..Nggak bisa”Anti menolak dengan takut.
“Kalau kita janjian gimana?”
“kita ketemu disini, dilapangan ini aja”Jawab Anti cepat, kemudian dia termenung, benar juga yah gimana bisa tahu ada janji kalau ga bisa dihubungi, tapi Anti paling anti kasih alamat rumah sembarangan.
“gini aja deh, handpone ini kamu pegang, nanti aku hubungi lewat ini” Andre yang dari tadi termenung memberi solusi. Dia memberi Anti sebuah Hp yang isi data kontaknya ia kosongkan dan hanya nama andre sendiri tak ada yang lain.
“Kalau bukan dari aku jangan diangkat” ^_^ *_^
“An,itu mantanku, yang pake baju biru” Andre berbisik pada Anti sambil menunjuk cewek yang dimaksud, benar-benar anggun, pantas Andre tak rela putus sama dia. Pasangannya sepertinya lebih tua darinya. Anti melihat ke Andre, coba membandingkannya dengan lelaki itu. Lebih tampan Andre, tapi lelaki itu punya karisma berwibawa. Siapapun yang melihat pasti menyangka dia seorang pemimpin. Anti Terkejut ketika tiba-tiba Andre menggenggam tangannya erat. Mereka mengikuti mantan pacarnya ke Restoran.
“Andre” cewek itu tersenyum manis saat melihat mereka berdua.
“Ini pacarnya yah.”lanjutnya ramah.
“Hai, Aku Anti” Anti melepas genggaman Andre dan mengulurkan tangan untuk salaman.
“Aku Thovinna, teman SMA Andre, gabung sama kami yuk.”
“Sorry ga bisa, kami ingin berdua saja.” Jawab Andre cepat, lalu merangkul bahu Anti sambil sedikit menggusurnya mencari tempat duduk. Jauh dari Vinna tapi posisi tepat untuk memperhatikannya.
Wah enak nih, jarang-jarang aku bisa makan enak kayak gini. Baru saja Anti mau mengangkat sphageti dengan garpunya, tiba-tiba tangannya sudah ditarik pergi keluar restoran.
“Ayo..pergi” perintah Andre sambil mengusur Anti yang masih menatap makanan yang belum disentuhnya. Tenggorokannya menelan ludah.
“Yaah..mereka pergi” keluh Andre sambil menghempaskan tangan Anti dengan keras.
“ Aduh,pelan-pelan dong…sakit tahu!” Anti mengusap-usap pergelangan tangannya.
“ Jadi aku dibayar Cuma buat nemenin kamau buntuti mantanmu?” Anti protes sambil manyun.
“ Ikut aku” jawab Andre sambil berlalu, dia tak menggubris perkataan Anti.
“Ini toko langganan Vinna, kami sering kesini.” Andre sedikit termenung di depan toko baju dengan merek ternama, dia berkata pelan seolah hanya ditujukan untuk dirinya.
“ Kamu masuk, pilih baju sesukamu, nanti aku yang bayar.” Andre setengah mendorong tubuh Anti agar masuk ke toko. Dengan ragu Anti menyentuh salah satu baju yang terpajang di gerai itu, yang pertama dia lihat adalah bandrolnya. Anti bergegas keluar toko ketika melihat harga satu baju disitu sebanding dengan harga empat baju yang biasa dibelinya.
“Udah dipilih?.., berapa semuanya” Andre siap mengeluarkan uang dari dompetnya saat Anti menghampirinya. Anti hanya menggeleng dengan pelan. Dan dengan muka jengkel Andre menarik tangannya kembali ke toko tadi. Pelayan toko yang sudah mengenal Andre memilihkan beberapa baju untuk Anti, kemudian tanpa basa- basi dia membungkuskan beberapa baju.
“Aku membelikan baju supaya kita serasi, coba lihat sekarang, kamu pake baju norak kaya gitu, malu-maluiin tahu.” Andre teriak marah saat keluar dari toko.
“Aku pulang” hanya itu yang keluar dari mulut Anti. Dia pergi tergesa, hatinya benar-benar jengkel mendengar perkataan Andre. Kalau dia malu, siapa suruh nyewa aku jadi pacarnya, gerutu Anti dalam hati. Oh iya..aku harus minta bayaran, enak aja dia buang-buang waktuku. Anti memutar langkahnya menuju tempat parkir dan mencari mobil Andre. Emh..untung mobilnya masih ada.
“ Kukira kamu langsung pulang,Ayo masuk” Andre berkata ramah seolah tak terjadi apa-apa atau mungkin dia tidak merasa kalau kata-katanya menyinggung hati Anti.
“aku antar sampai rumah” katanya kemudian membukakan pintu mobil untuk anti.
“ga usah..aku mau minta bayaran untuk sekarang” jawab Anti ketus, dia mengambil uang 3 lembar uang seratus ribuan dari Andre kemudian pergi dengan tergesa. Dia tak menggubris Andre yang menyuruhnya membawa baju yang tadi dibelinya. Baru pertemuan pertama sudah menjengkelkan hati Anti, bagaimana selanjutnya?.
^_^
Selanjutnya baik-baik saja. Sudah beberapa kali Anti membantu Andre pura-pura jadi pacarnya. Ke mall yang sering dikunjungi Vinna, ke restoran favorit Vinna, ke butik langganan vinna, nonton film kesukaan Vinna, semua hanya tentang Vinna. Kadang Anti kesal menjadi pelampiasan Andre terhadap Vinna, tapi dia tak peduli. Bisnis tetap bisnis, Dia tidak boleh menyertakan hatinya, walau memang terkadang ada rasa lain yang membuat dia bahagia membantu Andre,suatu hal yang nilainya lebih dari uang yang ia dapat.
“An cepet Vinna pergi tuh” perintah Andre. Selalu aja kayak gini. Anti tak menggubris Andre, dengan santai dia menikmati makanan kesukaannya. Bakso.
“cepetan.. entar keburu pergi” Andre menarik tangan Anti dengan keras sampai hampir terjatuh dari duduknya.
“Argh..sial” Andre membanting pintu mobil dengan keras, dengan marah dia memukul-mukul stir mobil.
“Gara-gara kamu tahu!!!!..Denger yah..aku bayar kamu bukan buat makan..tapi supaya kamu ikutin apa perintahku” wajah Andre memerah karena menahan amarah, sedangkan wajah Anti tenang tanpa emosi sedikitpun. Alis mata dan bahunya sesekali dia naikan bersamaan, mendengar Andre marah-marah.
“menurutku percuma aja melakukan semua ini….kayaknya Vinna nggak cemburu sedikitpun sama kita, malah kalau kita ketemu dia kelihatan senang” Anti berkata tanpa melihat wajah Andre, bola matanya naik turun melihat ke segara arah dengan cepat, jari telunjuknya dia ketuk-ketukkan ke pipinya seolah dia berpikir. Tapi gerakannya justru jadi aneh untuk dilihat.
“Tahu apa kamu !..jangan banyak komentar.” Hardik andre marah.
“Iyyaaa..deeeh… Cuma kamu yang tahu soal Vinna. Sekarang mana bayaranku, aku mau pulang” Anti tersenyum manis, lalu menengadahkan tangannya.
“dasar..cewek matre..” Andre balik tersenyum melihat wajah polos Anti. Rasa kesalnya jadi mereda. Setelah menerima uang anti membuka pintu mobil untuk keluar, tapi kemudian ditutup lagi.
“Mau ngomong apa?” Andre mencoba menebak apa yang dipikirkan Anti.
“Malem ini bisa ga kamu nganter aku nonton konser musik band favoritku, aku ga ada temen” Anti menjawab dengan ragu.
“Bisa. Tapi dengan syarat, aku gak bayar kamu, tapi kamu yang bayar aku. Ongkos masing masing dan status kita bukan pacar.”
“iya….iya boleh, tapi….aku harus bayar kamu berapa?”
“emh..ga usah deh ..asal tiket dibayarin kamu aja”
“Asyik..aku setuju” Anti tersenyum bahagia.
“eit.. satu lagi syarat.” Andre menghentikan senyuman dibibir Anti.
“Aku harus nganter kamu pulang sampe rumah”
“ga usah..aku pulang sendiri aja”
“kalau kamu ga mau dianter pulangnya, mending ga jadi aja. Konsernya pasti selesai tengah malem, nggak mungkin kamu pulang sendiri. Kalau di jalan kamu kenapa-kenapa gimana. Tiap naik mobil pasti kamu tidur pules, trus kalau supir taksinya jahat gimana, bisa gawat” Baru saja Anti mau menjawab, Andre berkata lagi.
“Kenapa sih aku ga boleh tahu rumahmu?. Kita kan udah lama kenal. Pokoknya kalau kamu ga setuju dengan syarat ini, aku nggak mau nganter kamu nonton.”
“Tapi…”
“Tenang aja…kamu nggak usah bayar ongkosnya, aku kan nggak matre kayak kamu kok”
“beuh..siapa yang matre, ini kan bisnis” jawab anti mengerlingkan mata.
^_^

Reuni Akbar SMA Flamboyan 1, benar benar reuni yang meriah. Banyak selebrity dan public figur lainnya yang lulusan dari SMA ini. Pantas saja Andre memberi Anti gaun yang mewah dan mengajaknya sebentar ke salon sebelum ke sini karena semua yang datang terlihat begitu glamour.
“Anti..kamu jadian sama Andre” Mutia teman kuliah Anti langsung mendekat saat melihat Andre menggandeng tangan Anti.
“Berita kamu putus sama Vinna menyebar cepat. Kok bisa sih kalian putus, padahal kan dulu kalian dinobatkan pasangan idola” Kali ini Mutia menuju ke Andre.
“ Kalian dulu pernah sekelas yah..” tanya Anti coba mengalihkan pembicaraan. Diliriknya Andre dengan sudut matanya.
“iya.. waktu kelas dua…sama vinna juga, kita…” Mutia tak melanjutkan kata-katanya karena dipotong Andre.
“ tuh Hana sama Sandy,yuk kesana, sory yah mut, kami kesana dulu” mereka menuju sandy dan Hana. Sebenarnya Hana juga bukan alumni sekolah ini, dia satu SMA dengan Anti. Dia ada disini sebagai pacar Sandy. Pacar beneran bukan pacar sewaan.Tak sekalipun Andre melepas tangan Anti yang terasa dingin, Anti gugup tak terbiasa dengan suasana pesta yang seperti ini.
“Sorry ganggu nih. Dre, kamu ikut main yah, nggak ada vocalnya nih.” Baru saja mau duduk tiba-tiba Andre diminta ikut naik ke panggung. Andre tampak ragu.
“Ayolah..udah lama gak denger suara kamu. Pacarnya juga pasti setuju kan?” yang mengajak Andre melihat ke Anti.
“iya..pergi sana” Anti mendorong Andre pergi. Tak berapa lama seorang gadis cantik menghampiri Anti, dia Vinna. Mereka pergi meninggalkan yang lain mencari tempat yang sedikit sepi.
“Suara Andre bagus kan?. Dulu waktu SMA kami sering duet. Kamu udah lama pacaran sama dia” Vinna memulai bicara untuk melepas kecanggungan Anti.
“Baru beberapa bulan ini”
“ini..Aku tak bisa menyerahkannya langsung pada Andre. Tolong kamu sampaikan”. Vinna menyerahkan kartu undangan pada Anti.
“ Kamu mau nikah?!” Anti terkejut saat melihat nama Thovinna tertulis di situ.
“Iya..kuharap kalian bisa datang” jawab vinna tersenyum. Sia- sia semua usaha Andre membuat cemburu Vinna. Anti membayangkan betapa akan sedihnya Andre kalau tahu.
“Tapi…..Andre berharap kamu bisa balik sama dia. Andre masih cinta sama kamu” Anti tak tahu harus berkata apa lagi.
“ Aku tahu. Tapi perasaanku sudah hilang sejak lama, sekarang aku menyayanginya hanya sebagai sahabat. Tidak lebih.” Vinna menarik nafas.
“Dengarlah Anti. Kamu harus bertahan dengan rasa cintamu pada Andre, dengan begitu dia pasti bisa melupakanku dan lebih mencintaimu”
“semoga saja” Anti menyahut pelan.
“Kamu harus yakin” tegas Vinna. Anti terpukul. Vinna mengira dia dan Andre menjalin hubungan karena cinta. Dia tak tahu semuanya hanya sandiwara demi merebut hati Vinna kembali. Yang nyata hanya satu yaitu perasaan Anti pada Andre bukan bohongan.

“Kami selalu datang ke sini berdua. Ini tempat Favorit kami” kenang Andre. Dia menghentikan mobilnya di perkebunan the.
“Aku gak suka tempat sepi gini, menakutkan. Aku lebih suka ke taman hiburan atau Mall. Kalau aku punya pacar beneran, tempat favoritku pasti Dunia fantasi Ancol”
“kalau gak suka, diam di mobil aja. Jangan berisik” Andre membaringkan tubuhnya di rumput, dipejamkan matanya menikmati hembusan angin. Anti tetap duduk di mobil, dengan gelisah. Hari ini pernikahan Vinna, Anti belum juga menyerahkan undangannya kepada Andre. Dia tak tega melihat Andre sedih. Tapi bagaimanapun juga semua ada akhirnya.Rela atau tidak rela.
“dre, pulang yuk” anti menghampiri andre yang sudah hampir sejam tertidur di rumput.
“Bentar,kenapa sih!.coba deh kamu duduk dulu. Vinna slalu bilang alam membawa kedamaian. Vinna duduk disana dan bernyanyi, dia selalu tersenyum saat angin menyentuh rambutnya.
“hentikan…!!!” teriak Anti sampai membuat Andre terbangun duduk.
“Vinna..vinna..vinna terus. Aku bosan denger namanya. Aku cape liat kamu bicara soal dia. Dia berhenti mencintaimu. Dia tak punya perasaan cinta seperti dulu lagi sama kamu.”
“heh..jangan asal ngomong kamu. Tahu apa kamu soal Vinna. Aku selalu mencintainya dan aku percaya dia juga masih mencintaiku.” Balas Andre berteriak.
“ aku gak asal ngomong, tapi itu kenyataannya, Vinna sendiri yang bilang. Cintanya sekarang padamu hanya sebagai teman. Nih…” Anti melempar undangan pernikahan Vinna. Seperti lumpuh Andre terjatuh lunglai.
“Dia berharap kita datang. Kita harus kesana, dia pasti menunggu. Vinna hanya tahu kita pacaran sungguhan.”
Andre tak berkata sedikitpun, seperti teripnotis dia menuruti kata Anti untuk pergi ke pernikahan Vinna. Sulit baginya menerima kenyataan ini.

“ini handpone dan semua baju yang kamu berikan, kukembalikan. Kunyatakan hubungan sewa menyewa jasa berakhir sampai disini. Rasanya aku tak diperlukan lagi di sisimu. Aku minta uang sewa untuk hari ini” dengan berat hati Anti harus melepas statusnya sebagai pacar sewaan.
“kenapa” Andre bertanya setengah termenung
“kenapa perasaan itu bisa berubah” lanjutnya sambil melihat ke dalam mata Anti.
Anti terkesima, pasti dia akan sangat merindukan Andre.
“Tuhan itu Maha Kuasa, termasuk dia kuasa untuk bisa membolak balik hati manusia. Yang tadi benci jadi cinta, yang tadi cinta jadi benci. Perasaan cinta datang dan pergi dengan begitu saja tanpa tahu alasannya. Maka terjadilah perceraian, perselingkuhan, atau cinta bertepuk sebelah tangan. Hanya tuhanlah yang menggerakkan semuanya, dan kita harus belajar ikhlas.” Anti menghela nafas. Memang sulit menghadapi cinta yang telah hilang seperti Andre dan lebih sulit lagi membunuh cinta yang bertepuk sebelah tangan seperti Anti.

Beberapa Bulan kemudian... “Ti, ada pacarnya nih” teriak ibu dari teras depan satu bulan setelah perpisahannya dengan Andre.
“pacar siapa?” jawab Anti, dengan malas dia menuju teras depan. Sudah satu bulan berlalu dia masih teringat dengan Andre.
“Ya ampun..ngapain kesini” Anti benar-benar terkejut melihat orang yg selalu dirindukan ada didepannya.
“Aku mau kamu jalan sama aku. Dengan syarat, aku tidak membayarmu, ongkos boleh lah ditanggung aku, tapi kalau aku lagi bokek kamu dulu yang bayarin dan kalau pulang harus selalu diantar”
“jiaah..kalau ga ada bayaran apa untungnya buat aku”
“dasar cewek matre..!. Itu artinya aku ingin kamu jadi pacar beneran bukan pacar sewaan.”