Jumat, 12 Juni 2015

Trip to Baduy Dalam

16-17 Mei 2015

Wuah ternyata dah hampir setahun ga ngisi blog ini. Tergerak lagi karena abis baca blog temen baru,Tika. Yang nulis perjalanan kemaren ke baduy dalam. Mulai deh kepicu buat nulis lagi. Hemh... banyak banget hari hari seru yg kulewati tahun terakhir ini. Let's flashback. Sebelum ke Baduy aku ngetrip ke Gili Terawangan (Lombok), Pantai Sawarna (Banten), Pantai Minajaya (Jampang), Gunung Padang (Cianjur), ke Bali sama kantor, Singapura lagi, trus setelah dari Baduy ke Tanjung Lesung, semuanya belum sempet aku tulis. Dimulai dari perjalananku ke baduy dalam dulu deh.
Let's start the story ^_.
Aku udah lama denger cerita, baca juga lihat foto orang tentang Baduy dalam. Apa sih baduy dalam itu ?. Menurut yang aku tahu baduy dalam itu satu suku di daerah Banten yang masih menjaga adat istiadat mereka sampai saat ini. Mereka menolak modernisasi dalam kehidupan sehari harinya. Salah satu adat yang masih dipegang teguh oleh baduy dalam adalah tidak menggunakan segala jenis transportasi. Untuk bepergian mereka hanya mengandalkan kaki yang tanpa alas. Untuk mandi Mereka ga pake sabun,shampo,pasta gigi atau bahan bahan modern lainnya. Jangan pikir mereka ga bersih yah. Gigi mereka aja lebih putih dari aku , kulitnya bersih dan putih meskipun mandi tanpa sabun.
Setelah sekian lama ngidam pengen ke baduy dalam, akhirnya 16-17 mei 2015 Aku pergi sendiri ikut open trip yang di rekomendasi sama Dinda temanku. Awalnya deg degan juga sih karena ga ada satupun yang aku kenal. Tapi keuntungan open trip adalah kita bisa nambah teman dan kenalan baru. Sebelum berangkat kita perkenalan di grup wassap untuk janjian dan info info lainnya soal keberangkatan. Dijadwalkan sabtu pagi kita mulai berangkatnya.
Kita berangkat sekitar jam 6 : 30 dari stasiun duri dan sampai Rangkas Bitung sekitar jam 10. Jadi di kereta menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam setengah.Kereta penuh sesak sama penumpang sampai dibeberapa stasiun ada yang ga bisa masuk. Tapi katanya penuh gitu karena weekend, kalo hari biasa kosong keretanya. Aku sama beberapa temen berdiri deket toilet, meskipun pegel dan gerah tetep berusaha menikmati perjalan dengan foto-foto dan becanda.
Narsis Di kereta Rangkas
Temen-temen di gerbong lain
Sampai Rangkas kita makan dulu sambil nunggu satu orang teman yang ketinggalan kereta. Baru sekitar jam sebelas berangkat ke desa Ciboleger pakai elf. Medan jalannya lumayan bagus, kecuali sudah mendekati desa ciboleger jalannya masih batu dan tanah biasa. Tiba di ciboleger sekitar jam 1, kita istirahat sholat dulu. Berangkat berangkat sekitar pukul 3 sore.


Dari ciboleger, kita jalan kaki alias traking menuju baduy dalamnya. Pertama tama melewati perkampungan baduy luar kemudian menyebrangi sungai, mendaki bukit, menurunin lembah dan nyebrang sungai lagi begitu seterusnya (kayak lagu Ninja Hatori persis. Mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudra). Karena berangkatnya terlalu sore jadinya sampai baduy dalam malem. Jumlah orang yang ikut trip ini ada 22 orang termasuk team leader. Waktu tracking terbagi jadi 3 kloter. Kloter pertama sampai jam 7 malem. kloter kedua jam 7: 30 dan kloter 3 sekitar jam 9 malem baru tiba di rumah penduduk. Karena kemaleman jalanan gelap dan licin oleh hujan salah satu penyebab kita lambat, mungkin. 
Aku sendiri termasuk kloter kedua yang nyampe rumah kang santa. oh iya, dari Ciboleger kita dipandu sama orang Baduy dalam yaitu Kang Santa dan sodara-sodarnya yang masih kecil. Meskipun kecil tapi mereka kuat kuat buat jadi poter. Pas di Ciboleger aku sombong dong ga perlu poter, tapi baru aja lewat baduy luar udah ngerasa berat banget punggungnya dan akhirnya carierku aku serahin ke si Herman anak Baduy dalam. Dia bawa dua tas gede naik turun gunung ga ada cape sedikitpun. 
Sampai di Baduy dalam kita mandi dan bersih bersih di sungai sambil gelap gelapan. Abis mandi trus makan lalu tidur karena kecapean. Sebagian ada yang masih ngobrol ngobrol sampai malam. Katanya nunggu bintang jatuh. Ah aku mah tidur aja buat save energi (pada dasarnya kebluk :D).
Minggu pagi aku sama sebagian temen muter2 desa, melihat suasananya. Jadi inget kampung Cianjur waktu aku masih SD (90an). Sayang ga bisa ambil foto sedikitpun, itu peraturan dari orang Baduy dalam, dan sebagai tamu kita harus menghargai privasi mereka. Hikmahnya adalah orang-orang jadi penasaran untuk melihat langsung karena tidak ada dokumentasi berupa foto.  Pada waktu itu aku langsung berfikir, coba kalau aku bisa sketsa atau menggambar.

Secara Arsitektur bentuk rumah baduy dalam dan baduy luar kurang lebih sama yaitu panggung, memakai bahan alami seperti bambu dan kayu. Ada sebagian rumah di baduy dalam yang rumahnya lebih tinggi, jadi naik ke dalam memakai tangga, golodog lebih kecil dan ga ada teras. Kalau rumahnya Kang Santa yang aku tinggali lebih mirip seperti Baduy luar, golodog lebih panjang dan panggung lebih rendah.
 Teman-teman lagi istirahat sejenak di golodog salah satu rumah baduy luar
(photo by : team Baduy hula-hula)
Pada rumah-rumah Baduy luar ada yang memiliki teras yang luas, biasanya digunakan untuk para wanita nenun kain atau sebagian ada yang memajangkan kerajinan kain dan benda lain untuk dijual.
Terkadang mereka cuma naro beberapa air minum botol dalam satu baskom. Mungkin karena semakin banyak orang yang mengunjungi baduy. Harga sebotol air minum dari tiap titik beda. Di Ciboleger harga masih normal seperti di Jakarta, apalagi ada Indomart. Sekitar 3 ribu. Di pemukiman Baduy Luar harganya jadi 5 ribu, tapi nanti jauh di atas bukit (bener-bener di atas gunung) harganya jadi 10 ribu, ada abang-abang atau anak kecil yang jualan. Aku beli di tiap titik, hahaha, padahal sebelumnya aku bawa banyak. 
Teras rumah Baduy luar yang dipakai untuk memajangkan dagangan
(photo by : team Baduy Hula-hula)
Teras rumah kepala desa, sebelum masuk baduy dalam harus laporan dulu
(photo by : fuziruh)

Wanita baduy luar sedang menenun 
Kami mesti balik lagi sekitar jam 8 pagi agar tidak kemaleman pulangnya. Sayang sih kalo cuma dua hari gini, jadinya cuma habis diperjalanan. Jam 8 berangkat menuruni bukit lagi. Rute pulang beda dengan rute datang. Waktu pulang kita ditawarin 2 ikon wisata baduy dalam yaitu jembatan akar dan danau. Karena milih jembatan akar maka yang paling dekat jalan pulangnya yaitu lewat Cilanggir. TL alias Team Leader ngehubungi sopir elf agar langsung nunggu di Cilanggir jam 12 siang. Seperti waktu datang pas pulang juga kita kebagi 2 team. Team pertama sampai Cilanggir kurang dari jam 12 lalu nunggu team kedua yang datang 2 jam kemudian. Dari Cilanggir elf langsung bawa kami ke Maja karena waktu sudah malem, di Rangkas kereta cuma sampai jam 4 atau 5 gitu. Tapi lebih baguslah soalnya dari maja ini pake comuter line, lebih nyaman dari pada kereta ekonomi biasa. Sekitar jam 10 nyampe tanah abang. 
Lumbung Baduy Luar (Leuit)
Pemukiman Baduy Luar

jembatan akar (baduy)
Jembatan akar adalah jembatan yang terbuat dari lilitan akar pohon yang sambung menyambung sehingga membentuk jembatan. 

Me with anak baduy dalam
Ini jembatan pertama yang dilalui untuk menuju kampung baduy. Ada banyak jembatan yang dilalui yg terbuat dari bambu seperti ini. dari ukuran kecil sampai besar.
jembatan lagi
wanita baduy lagi nenun kain

samping rumah baduy luar

suasana baduy luar
Kang Santa
Tracking pulang (mendaki gunung, lewati lembah)
Say good bye to kang Santa and family